Music

Senin, 05 September 2022

SESUATU DI COTTAGE #2 SARAPAN



“Kring…Kring….Kring…” mendengar bunyi telfonTata bangun dari tidurnya yang tidak nyenyak dan berjalan meraih telfon dengan pandangan yang masih buram . “Ya, hallo…”jawab Tata.

“Dengan layanan kamar Bu. Sarapannya ingin diresto atau diantar?”

“Saya mau diantar saja.”

“Untuk menunya Bu?”

“Yang direkomendasikan dari pihak cottagenya aja ya mbak.”

“Baik Bu, ditunggu.”

Tata berjalan menuju cermin dan mencoba menatap dirinya. Kali ini tidak ada senyum yang terlihat sama sekali diwajahnya. Wajahnya begitu pucat tanpa ekspresi. Pagi ini dia terlihat seperti tidak ada gairah untuk menjalani hidup.

Kejadian semalam masih sangat melekat di benaknya. Dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang salah, dan apa yang telah diperbuat olehnya hingga kejadian tidak mengenakkan tersebut menimpanya.

Dia berjalan menuju kamar mandi, dan dia memandangi bathup tempat dia berendam. Pandangan dan pikirannya kosong. Kejadian semalam sungguh sudah sangat membuatnya shock dan telah merebut sukacita dari dirinya.

“Tok.. tok.. tok…” ada yang mengetuk pintu.

Seketika Tatan pun panik! Dalam pikirannya dia takut kejadian yang sama akan terulang kembali. Ya, melihat sosok hitam yang tak wajar. Sungguh sangat menyeramkan. Dia mengambil tekad untuk mencoba melawan rasa takutnya walau itu sangat berat. Dengan penuh kewaspadaan didekatinya pintu. Dia mulai meraih gagang pintu. Dan seketika....

“.............................” hening. Suara ketukan pintu tidak terdengar lagi.

Seketika perasaannya menjadi lega dan dia segera mengambil nafas dalam-dalam untuk mengalirkan kembali oksigen kedalam dirinya yang sempat terhenti sesaat dikarenakan ketakutannya. Untuk sesaat dia merasa aman dari makhluk yang dia lihat semalam, spontan dia pun duduk di lantai lalu terbaring dengan lega.

Tapi....

“Tok... tok... tok...” suara ketukan pintu itu kembali muncul.

Tata kembali panik. Spontan dia langsung terbangun dan berdiri. Dia hanya menatap pintu dengan penuh ketakutan dan menelan ludahnya.

“Tok... tok... tok...!!! Tok... tok... tok...!!!” suaranya semakin kuat. Namun, Tata masih belum juga membuka pintu.

“Tok... tok... tok...!!! Tok... tok... tok...!!!”

Keringat mulai mengucur disekujur tubuhnya. Dia menelan ludah. Dia panik. Tapi dia tidak mau terdiam segera dia harus melawan rasa takutnya dan dibukanya pintu.

“Selamat pagi Bu Tata, ini sarapannya.” ternyata yang datang pelayan cottage untuk mengantar sarapan.

Seketika Tata menjadi lega, nafasnya yang terhenti kembali lancar. Namun tak bisa dipungkiri tubunya basah karena keringat.

 “Terimakasih ya mbak.” Katanya.

“Sama-sama Bu Tata. Nanti setelah selesai tempat makanannya bisa di taruh di depan kamar saja ya Bu. Petugas kami akan membersihkannya.”

“Oh ok.”

“Bu, sedang sakit? Bu Tata terlihat pucat.” lanjut pelayan cottage.

“Nggak apa-apa. I’m fine.”

Tata menikmati makanan di atas tempat tidurnya. Makanan yang dia nikmati terlihat begitu lezat, dan kelezatannya menambah sedikit kebahagiaannya hari itu.

“Eeeerrkkk....” Tata bersendawa. “Enak banget ni makanan, setidaknya ini bisa menghibur gue lah.” lanjutnya.

Tata selesai makan, dan meletakkan bekas peralatan makannya diluar ruangannya. Sambil bersenandung kecil dia kembali masuk ke ruangan, menutup pintu dan rebahan.

“Hah...lega banget...” katanya sambil menghela nafas.

“Tok.. tok.. tok...” tiba-tiba pintu kembali berbunyi.

“Aduh apa lagi ya? Lama-lama gue jadi parno kalau ada orang yang ngetuk pintu.” kata Tata.

Tata kembali membuka pintu dan sesuatu yang membuatnya heran terjadi, “Selamat pagi Bu Tata, ini sarapannya.” kata pelayanan cottage yang sama dengan yang membawakan sarapan pertama kali.

“Lo bukannya tadi udah ya Mbak?”

“Belum, saya belum antar apa-apa.”

Tata bingung, dengan sedikit linglung Tata mengambil makanannya, “Yauda mbak sini saya ambil”.

Tata meletakkan makanan itu di meja yang ada disamping tempat tidurnya. Dia memandang terus kearah makanan itu. Tapi tidak dilihatnya hal yang aneh pada makanan itu. Akhirnya diraihnya makanan itu dan dinikmatinya kembali.

“Yauda, gue makan aja. Anggap aja gue lagi beruntung dapat dua prosi.” kata Tata sambil melanjutkan makannya.

Belum selesai Tata makan, “Tok... tok... tok....” suara ketukan pintu kembali terdengar. Tapi bedanya kali ini Tata sama sekali tidak merasa panik dan curiga.

“Tu kan gue bilang apa, tadi sarapannya uda dikasi. Pasti ini mau diminta lagi. Haduh haduh... mana uda gue icip-icip lagi.” kata Tata.

“Selamat Pagi Bu Tata, ini sarapannya....” lagi-lagi pelayanan yang sama terlihat membawa sarapan saat Tata membuka pintu.

“Uda kok mbak sarapannya...” jawab Tata dengan penuh rasa heran.

Pelayan itu tidak mejawab apa-apa. Dia meraih tangan Tata dan langsung meletakkan makanannya di tangan Tata dan langsung pergi.

Tata masuk dan menutup pintu kamarnya kembali. “Yaampun... ini ada apa ya. Kayanya ini cottage nggak bener deh.” Dia mulai merasa merinding.

“Tok... tok... tok....”

“Aduh ya ampun... ini apa lagi. Nggak habis habis deh.” Langsung Tata membuka pintu.

“Selamat pagi Bu Tata, ini sarapannya....” lagi-lagi pelayan yang sama.

“Mbak lagi ngerjain saya ya. Ini makanan yang keempat yang diantar ke saya lo. Tuh mbak liat aja.” Kata Tata sambil menunjuk makanan yang sudah diterimanya.

“Ambil aja Bu.” sambung pelayan tersebut.

“Saya nggak bisa makan semuanya. Lihat itu masi banyak. Di tangan saya juga ada.”

“Ini sarapannya Bu...” tiba-tiba pelayan tersebut berubah menajdi sosok hitam yang dilihat Tata semalam. “Ini sarapannya Bu.... Hahahaha...” kata pelayan yang sudag berubah menjadi monster tersbut dengan suara yang menyeramkan.

“A..........!!!” spontan Tata berteriak dan menutup pintu. Dia ketakutan, dia panik, dia terkejut. Dalam kepalanya dia bertanya-tanya ini tempat apa. Dia datang kesini untuk liburan bukan untuk ditakut-takuti oleh setan.

Tiba-tiba Tata mual, dia segera menuju kamar mandi dan muntah di closet. Dia muntah begitu banyak sampai menyiksanya. Saat dia melihat muntahnya, muntahnya penuh dengan belatung yang berlendir dan muntahnya sangat bauk.

Tata menangis karena kesakitan dan ketakutan. “Hiksss....hiksss...hikssss....” dia menangis tersedu-sedu. Dadanya sesak dan sesekali dia berteriak menahan semuanya ini. Dia sepertinya sudat tidak tahan lagi dengan semua yang dialaminya, dia pun pingsan.

------------------------------------------------------------------------------------------CONTINUE

 

Tidak ada komentar:

SESUATU DI COTTAGE #4 (FINAL) - HILANG

Tak berdaya Tata hanya bisa pasrah. Dia tidak tau akan dibawa kemana. Tangisnya pecah hingga suara tangisnya pun tak bisa terdengar lagi. Ai...