Music

Rabu, 21 Oktober 2009

DENDAM BERDARAH

Siang itu Liany dikagetkan dengan ulah Bayu yang menembaknya secara tiba-tiba. Dia bigung dengan ulah Bayu. Dia tidak menerima Bayu dan dia malah menghina Bayu. “Loe punya kaca nggak sih di rumah? Loe bisa ngeliatkan, gimana gue and gimana eloe. Gue cantik, loe jelek, item, dekil, bauk lagi. Loe nggak mikir apa mau nembak gue? Orang yang jauh lebih handsome dari loe aja gue tolak, apalagi eloe. Najis!”katanya dengan kejam kepada Bayu.

Sikap Liany ke Bayu, membuat Bayu sakit hati dan menyimpan dendam yang sangat besar. Bayu bersumpah pada dirinya, bahwa dia akan membalas sakit yang telah ditorehkan Liany di hatinya.

“Eh Yan, gue nggak nyangka deh loe bisa seganas itu sama si Bayu. Gue salut….banget ma loe. Ya, sekali-kali orang yang nggak tau diri kaya dia harus digituin. Biar dia tau siapa dia, siapa eloe. Benar nggak?”kata Tiwi sambil minum the botol.

“Ya sih Wi. Siapa juga yang mau jadian sama cowok begok kaya dia. Gue aja kaget tau nggak. Lo tau kan Dedy yang tampan itu? Orang secakep dia aja gue tolak. Apa lagi Bayu yang ketinggal jauh banget dari Dedy.” Kata Liany dengan sombongnya.

“Tapi Yan, tadi tu kamu kasar banget ma Bayu. Itu bisa membuat dia mendendam sama kamu. Apa kamu nggak takut kalau ntar dia berbuat nekat?”kata Lidya dengan bijaksana. Dia sama sekali tidak setuju dengan sikap Liany yang terlalu membanggakan dirinya.

“Ah, loe diem aja. Mana mungkin dia berani ma gue.”lanjut Liany yang tak mau mendengarkan ucapan Lidya yang bisa jadi ada benarnya.

Di lain hari Liany dan tiwi pergi ke mall berdua. Mereka tampak gembira tanpa mereka tahu ada yang mengikuti mereka. Mereka tidak sadar kalau Bayu dari tadi mengikuti mereka. Wajar saja mereka tidak sadar, karena Bayu menyamar dengan sangat sempurna.

“Yan, kayaknya gue ngerasa ada yang ngikutin kita deh Yan. Loe nggak serasa apa?”kata Tiwi yang mulai merasa ada yang tidak beres.

“Ya wajar lah kita diikutin kita ini kan cantik, apalagi gue. Ya wajarlah kalau kita diikutin ma cowok. Hahaha…”kata Liany sambil memilih-milih baju.

“Duh Wi, kayaknya gue mesti ke toilet dulu deh. Gue kebelet ni. Loe tunggu gue disini ya! Jangan kemana-mana!”kata Liany sambil memberikan tumpukan baju yang telah dipilihnya ke Tiwi.

“Iya, loe juga jangan lama-lama and kemana-mana ya! Hati-hati!”kata Tiwi yang dari tadi merasa tidak nyaman.

Saat Liany pergi ke toilet, ditengah jalan Bayu membekap mulutnya dengan sapu tangan yang telah diberi obat bius. Liany pun pingsan dan tak sadarkan diri. Dia dibawa pergi oleh Bayu. Dan apa yang akan terjadi kepada Liany selanjutnya?

Saat Liany tersadar, dia melihat tubuhnya telah diikan di atas kasur dengan posisi terbaring. Mulutnya diplester dan dia tidak dapat berteriak untuk meminta pertolongan.

“Rupanya loe uda sadar.”kata Bayu.

Liany kaget melihat Bayu, dia tidak menduga kalau Bayu berani berbuat seperti ini padanya. “Apa, Bayu?”katanya saking kagetnya di dalam hati. Matanya meneteskan air mata, karena dia merasa bersalah kepada Bayu.

Bayu membuka plester yang membalut mulut Liany, dan mulai memainkan pisau yang ada di tangannya. “Pisau ini, akan membuat loe ngerasain apa yang gue rasain.”kata Bayu sambil memainkan pisaunya di wajah Liany.

“Bayu… apa yang mau loe lakuin ke gue?”kata Liany yang ketakutan. “Lepasin! Lepasin gue Bayu!”lanjutnya sambil teriak.

Sementara itu Tiwi mulai bosan menunggu Liany yang juga belum balik dari toilet. Dia sama sekali tidak tahu kalau Liany sudah diculik oleh Bayu. “Mana ni Liany. Lama banget sih? Mending gue pulang aja. Muak gue nunggu dia terus. Heh!”katanya sambil membiarkan baju yang telah dipilih oleh Liany berserakan di lantai.

Bayu semakin lihai memainkan pisaunya di sekujur tubuh Liany. Liany semakin ketakutan, dia ingin cepat-cepat pergi dan melaporkan bayu ke polisi. Tapi apa daya, dia sama sekali tidak berdaya.

Bayu perlahan-lahan menyayat-nyayat wajah cantik Liany tanpa berpri kemanusiaan. “Nah, loe semakin cantik kan? Apa loe juga mau gue sayat bagian tubuh loe yang lain? Hahaha…”katanya sambil menyayat-nyayat wajah Liany.

“A… sakit! Lepasin gue Bayu! Awas loe ya. Gue bunuh loe!”kata Liany sambil berteriak.

“Loe mau bunuh gue? Hahaha… Sebelum loe bunuh gue, mungkin gue yang akan ngebunuh loe duluan!”jawab Bayu. Bayu merobek-robek pakaian Liany. Dan menyayat seluruh bagian tubuh Liany.

Tidak hanya itu, Bayu juga menetesi jeruk nipis di kulit-kulit Liany yang tersayat. “Hahaha… Semakin loe kesakitan, itu semakin membuat gue senang.”kata Bayu.

Setelah puas menyiksa Liany, Bayu pun membunuhnya dengan sangat sadis. Dia mencincang-cincang tubuh Liany dan melemparkan potongan-potongan tubuh Liany ke kandang anjing yang sangat lapar.

Saat Bayu tertawa-tawa karena bershasil membunuh Liany, tiba-tiba polisi datang menangkapnya. Bayu tidak menyadari saat dia sedang asyik menyiksa Liany, Liany telah berhasil mengirim pesan minta tolong dan mengaktifkan GPS di ponselnya.

Tubuh Bayu yang berlumuran darah, menjadi bukti pembunuhan yang dilakukannya. Dan hakim telah memfonis Bayu, dihukum mati. Dan di hadapan keluarga serta teman-temannya, Bayu dieksekusi mati.

Itulah kisah hidup dua orang remaja, yang dipenuhi oleh kesombongan dan dendam. Yang akhirnya membuat mereka sengsara selamanya.

Tidak ada komentar:

SESUATU DI COTTAGE #4 (FINAL) - HILANG

Tak berdaya Tata hanya bisa pasrah. Dia tidak tau akan dibawa kemana. Tangisnya pecah hingga suara tangisnya pun tak bisa terdengar lagi. Ai...