Music

Jumat, 09 Oktober 2009

Persahabatan Yang Abadi

Tania dan Nina sudah bersahabat sejak mereka masih duduk di bangku TK. Keduanya selalu bersama kemanapun mereka pergi. Walaupun sekarang mereka telah menginjak masa remaja, persahabatan mereka tetap terjaga.

Siang itu disekolah Tania sedang asyik membaca komik di kelasnya. Terlihat dia tersenyum-senyum sendiri tanpa memperhatikan orang di sekelilingnya. Saat Bu Tati mengambil absen Tania masih saja membaca komik. “Tania?”kata Bu Tati. Tania sama sekali tidak mendengar “Tania”kata Bu Tati sekali lagi. Bu Tati berjalan menuju bangku tempat Tania duduk sambil berkata “ Tania ceritanya asyik ya, sampai kamu senyum-senyum sendiri.”

“Iya Bu, asyik banget. Kayaknya ku nggak kuat deh kalau berhenti baca.”

“O...Tania! KELUAR!!!”kata Bu Tati dengan penuh amarah.

Di rumah Tania asyik telpon-telponan dengan Nina di kamarnya. Padahal PRnya masih banyak yang belum dikerjakan dan harus dikumpul besok. Dan buku-bukunya pun masih bertebaran memenuhi kamarnya.

“Eh Nin,kamu tau nggak! Tadi ku di usir ma Bu Tati yang kejam itu. Bikin BT aja tau nggak. Seumur-umur dari aku sekolah nggak pernah tu diusir-usir kaya gitu. Ih, najis banget deh rasanya aku diusir-usir kaya gitu.”

“Emang kenapa si Tan,kamu sampai diusir kaya gitu? Kamu diusirkan pasti ada sebabnya.”

“Cuma gara-gara nggak jawab dia waktu sedang ambil absen gara-gara baca komik doang kok.”

“Ya iyalah Bu Tati marah. Kamu kan da tau dia itu ganas banget,kenapa juga harus baca komik. Trus gimana nasib komik kamu sekarang?”

“ ya...”

Saat Tania sedang asyik-asyik ngobrol dengan Nina tiba-tiba telponnya terputus. Gara-gara pulsanya habis. “ Ih! Sial banget deh aku hari ini. Padahal aku ini kan cantik layaknya seorang bidadari cantik jelita yang turun dari kayangan. Tapi kenapa ya, kesialan selalu mengikuti diriku ini. Apakah aku begitu cantik sampai-sampai sial pun mengikuti ku?” kata Tania.

Sementara itu Nina di rumah bingung mengapa telponnya tiba-tiba mati. “Duh, kenapa ya telponnya mati? Apa karna pulsanya abis? Heh, mungkin aja.”kata Nina.

Saat Nina menunggu angkot di trotoar, dia diculik oleh kawanan perampok yang terdiri dari dua orang. Dan mereka menutup muka mereka. Tanpa sempat meminta tolong Nina sudah dibawa kabur. Dan amat di sesalkan ponsel Nina terjatuh saat dia dipaksa masuk ke dalam mobil.

“Ha ha ha... Akhirnya Max, kita berhasil juga menangkap anak ini. Selanjutnya anak ini akan kita apain?”kata Mario salah satu perampok. “Ah nanti aja Io. Kita bawa aja dulu dia ke markas.” Jawab Max.

Nina yang dalam keadaan pingsan karena dibius terus dibawa oleh dua kawanan perampok itu. Kedua perampok itu sangat misterius.

Dan di tempat yang berbeda, Tania sedang asyik menyetir mobilnya sendirian. Dan dia mencoba menghubungi Nina dengan memarkirkan mobilnya terlebuih dahulu. Dan Tania mendengar nada dering HP milik Nina. Tania penasaran dan dia turun dari mobilnya. Dan apa yang terjadi? Tania menemukan HP Nina. “Inikan Hpnya Nina,kok bisa ada disini ya? Jangan-jangan jatuh lagi. Dasar ceroboh!” kata Tania sambil memungut HP itu.

Sementara itu Nina sudah sadarkan diri, diapun mencari jelah untuk keluar dari tempat ini. Dia melihat da jendela yang terbuka dan dia coba memanjat jendela itu.

“Mau lari kemana kamu?”kata Mario yang berdiri di depan jendela dengan tiba-tiba.

Nina kaget dan dia langsung mengambil sebuah batu yang cukup besar dan melemparnya kearah Mario. Nina terus berlari dan dia memanjat pagar. Namun saat dia memanjat pagar kaki kirinya ditarik oleh Max. Tanpa berpikir panjang, Nina melepas sepatu yang ada di kaki sebelah kanannya dan melemparnya ke kepala Max.

Akhirnya Nina berhasil kabur, dan saat dia lari ke arah jalan raya dia hampir ditabrak mobil. Dan ternyata yang mengemudi mobil adalah Tania. “ Eh, itukan Nina. Ngapain dia disini?” kata Tania. Nina langsung masuk kedalam mobil dan menyuruh Tania kabur “ Ayo Tan,kita pergi dari sini. Ini bahaya, darurat.”kata Nina dengan nafas yang mendesah-desah.

Tania membawa Nina ke rumahnya.  Nina terlihat sangat ketakutan dan sangat terlihat kelelahan.

“Nin, sebenarnya kamu kenapa sih?”

“Tadi aku diculik Tan.”

“Diculik? Kamu jangan bercanda deh Nin.”kata Tania sambil tertawa.

“Aku nggak bercanda Tan.”kata Nina dengan sangat serius. Dia terlihat kesal saat Tania mengejeknya dan menuduhnya berbohong. “ Aku juga nggak tau gimana akhirnya aku bisa diculik.”

“ Ya udah deh kalau kaya gitu, kita laporin aja ke kantor polisi!”

Tania dan Nina pun melaporkan kejadian itu ke polisi agar segera ditanggapi. Dan setelah beberapa hari penculik itu pun tertangkap. “ Sebenarnya, kenapa sih kalian menculik ku?”kata Nina. “Ini semua karena ayahmu pernah membuat adikku meninggal. Saat aku bekerja diperusahaan papamu dulu adikku sakit keras. Dan saat aku meminjam uang untuk biaya berobat adikku, ayahmu tidak setuju dan malah memecatku. Dan akhirnya adikku meninggal karena terlambat dibawa kerumah sakit.”kata Mario dengan tegas.

Nina kaget, ternyata dia punya ayah yang sekejam itu. Ternyata di balik sifat ayahnya yang sangat menyayanginya, ayahnya memiliki sifat yang tak mau peduli dengan orang lain.

“Uda la Nin, kita pulang aja!”kata Tania.

“Ya udah kalau gitu. Kita pulang!”jawab Nina.

Siang itu Nina sedang jalan di taman bersama Rio kekasihnya. Mereka terlihat begitu serasi yang satu dengan yang lain. “ Gimana bisa sih Nin, kamu diculik oleh para perampok itu?”kata Rio.

“Aku juga nggak tau sih Rio. Waktu itu aku hanya nunggu angkot di trotoar, dan tiba-tiba mereka culik aku.”kata Nina.

“Oh gitu. Kamu syang nggak ma aku”

“Maksudnya...”

“Ya aku Cuma nanya aja.”

“Em...kamu nggak percaya ma aku?”

“Bukan gitu! Habisnya kan kamu cantik pasti banyak orang yang pingin jadi pacar kamu,iya kan.”

“Ih,kamu bisa aja deh ngerayunya. E,kalau aku bilang kamu nggak cakep,gimana? Kmau marah?”

“Duh yang, kok kamu gitu sih. Kalau aku nggak cakep kenapa kamu mau jalan ma aku?”

“Ya itu karena kau cinta ma kamu. Kalau kamu mau pacaran ma aku karena aku cantik aja?”

“Ya iyalah,ngapain aku pacaran ma kamu kalau kamu jelek.”kata Rio dengan mudahnya.

Nina agak tersinggung mendengar jawaban Rio “Jadi kau suka ma aku karena kau Cuma cantik? Dan kamu nggak cinta ma aku? Pokoknya kiat putus”. Nina sangat marah dan dia pun pergi meninggalkan Rio sendirian.

“Nin,Nina aku Cuma bercanda Nin. Oke,kalau gitu kita putus.”kata Rio dengan Emosi.

Nina sakit hati dan dia ingin cerita sama Tania. Dia pun memanggil taxi. Di atas taxi Nina marah-marah sendiri dan ngobrol-ngobrol dengan supirnya.

“Pak,kalau bapak masih mudakan ada banyak cewek cantik ni sekarang. Bapak mau nggak pacarin cewek itu walau bapak nggaak cinta ma tu cewek?”kata Nina.

“Oh jelas dong neng. Cinta itu di zaman sekarang susah, jadi mumpung ada cewek cantik pacarin aja.” Kata supir taxi itu dengan entengnya.

Mendengar hal itu Nina sungguh sakit hati. Dan dia menyimpan semua marahnya di dalam hati. ‘Ternyata benar apa kata orang semua cowok itu sma aja. Dimana-mna nggak ada bedanya. Mau cowok pribumi,bule atau apa segala macam sama aja. Pokoknya gue takut pacaran lagi.”

Sesampainya dirumah tania, Nina langsung mengungkapkan isi hatinya. Padahal Tania sedang asyik-asyiknya membaca komik.

“ Tan,kayaknya aku takut deh pacaran lagi. Ternyata Rio itu nggak cinta ma aku. Dia tu pacarin aku karena kau canti aja.”kata Nina.

Tania tidak mendengarkan Nina dan hanya asyik membaca komiknya sambil senyam-senyum sendiri. Niana marah dan langsung melempar komik Tania dan keluar dari rumah Tania. “Nin, sorry. Aku nggak bermaksud cuekin kamu.”kata Tania.

“ Ya udah kalau gitu persahabatan kita putus aja. Ternyata selama ini aku Cuma sahabatan ma tempok. Setiap kali kamu curhat, aku selalu mendengarkannya. Tapi saat aku curhat kamu nggak mau ngedengarinnya. Padahal baru kali ini aku curhat ma aku.”kata Nina dengan penuh emosi.

Di jalan raya yang dipenuhi oleh mobil, Tania terus mengejar Nina. Dan tanpa diduga Tania ditabrak oleh sebuah mobil.

Tania segera dilarikan kerumah sakit. Dan dia koma dalam waktu yang sangat lama. Nina merasa bersalah, dan dia berjanji untuk merawat Tania sampai sembuh.

“Tan kamu harus kuat. Untuk aku dan semuanya. Kamu jugakan belum selesai baca komiknya. Kamu harus sembuhya Tan.”kta Nina sambil menggenggam tangan kanan tania sambil meneteskan air mata. “Maafkan aku,sahabatku.”.

Hari demi hari telah di laului. Dan suatu hari Tania sadarkan diri. Dan dokter mengatakan kondisinya sudah mulai membaik.

Nina pun semakin gigih merawat sahabatnya itu. Dia berharap agar Tania segera sembuh.dan setelah dua minggu di rumah sakit, akhirnya tania diizinkan untuk pulang. Nina sangat senang. Dan sesampainya di ruamah tania berkata “Sahabatku, aku akan mendengarkan semua curhatmu.”. mendengar hal itu Nina sangat senang “ Terimakasih sahabatku.”sambil memeluk Tania.

 

 

 

 

TAMAT.

Tidak ada komentar:

SESUATU DI COTTAGE #4 (FINAL) - HILANG

Tak berdaya Tata hanya bisa pasrah. Dia tidak tau akan dibawa kemana. Tangisnya pecah hingga suara tangisnya pun tak bisa terdengar lagi. Ai...